Liburan Sekolah, Ajak Anak Main ke Museum Sejarah Nasional

Museum Sejarah Nasional

Museum sejarah nasional terletak di bawah monumennya orang Indonesia, Monas, Jakarta, Indonesia. Terdapat empat sisi di dalam gedung ini yang mengisahkan orang doeloenya Indonesia. Kemerdekaan bangsa dapat diraih melalui campur tangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan tentunya jasa para pahlawan bangsa. Melalui museum ini, pengunjung dapat mengenal beberapa sejarah mengenai negeri Indonesia tercinta ini. Ada beberapa sejarah yang dapat dihimpun, berikut beberapa gambar dengan keterangan yang tercantum di sejarah museum sejarah nasional :

1.Utusan Cina ke Majapahit, 1405
Utusan Cina ke Majapahit, Museum Sejarah Nasional

Sejak Majapahit mengalami zaman keemasan, hubungan persahabatan dengan Negara-negara tetangga berlangsung dengan baik. Pengakuan terhadap kedaulatan Majapahit oleh Cina ditandai dengan kunjungan Cheng Ho pada tahun 1405 yang diterima oleh Wikramawardhana.

2.Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928
Sumpah Pemuda, Museum Sejarah Nasional


Dalam lingkungan pergerakan nasional Indonesia, para pemuda telah melahirkan berbagai ragam organisasi pemuda yang pada umumnya masih bersifat kedaerahan dan satu dengan lain tidak mempunyai hubungan. Iklim persatuan Indonesia mempengaruhi dan mendorong untuk membina satu pergerakan pemuda yang berjiwa nasional kesatuan. Usaha kea rah itu dilakukan dalam serangkaian kongres pemuda . Pada Kongres Pemuda yang kedua dicetuskan Sumpah Pemuda dan dikumandangkan untuk pertama kali lagu Indonesia Raya.

3.Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945
Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan, Museum Sejarah Nasional

Mengetahui bahwa Jepang kalah perang,rakyat Indonesia baik para pemuda maupun para pemimpin pergerakan kebangsaan berpacu dengan waktu untuk mewujudkan cita-cita perjuangan yakni mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia selekas mungkin. Dalam pertemuan rahasia pada malam hari tanggal 16 Agustus 1945 di Jalan Imam Bonjol 1 Jakarta, naskah proklamasi dirumuskan, ditandatangani oleh Soekarno dan Moh. Hatta. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 Soekarno didampingi Moh. Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

4.Pertempuran Surabaya, 10 Nopember 1945
Pertempuran Surabaya, Museum Sejarah Nasional

Pasukan sekutu termasuk tentara dan opsir-opsir NICA mendarat di Surabaya pada bulan Oktober 1945 sehingga menimbulkan beberapa insiden yang kemudian meningkat menjadi pertempuran. Setelah Brigjen Mallaby terbunuh, ultimatum dikeluarkan kepada rakyat Surabay untuk menyerahkan senjata mereka. Rakyat tidak menghiraukannya dan pada tanggal 10 Nopember 1945 pecah pertempuran hebat ketika sekutu mengerahkan kekuatan darat, laut dan udara untuk membinasakan para pejuang Surabaya yang bertempur dengan semangat pantang mundur. Dan oleh rakyat Indonesia peristiwa ini diabadikan menjadi Hari Pahlawan.

5.Perang Aceh, 1873-1904
Perang Aceh, Museum Sejarah Nasional

Aceh menolak tuntutan Belanda agar menghentikan hubungannya dengan Negara-negara lain. Belanda segera mengirim ekspedisi yang dipimpin oleh Mayor Jendral Kohler. Serangan pertama Belanda gagal, bahkan penglimanya, Kohler, gugur dalam pertempuran di halaman masjid agung Baiturrahman, Banda Aceh. Pembakaran masjid agung Baiturrahman semakin menumbuhkan semangat perlawanan rakyat terhadap, Belanda.

6. Pengakuan Kedaulatan, 27 Desember 1949
Pengakuan Kedaulatan, Museum Sejarah Nasional

Perjuangan gigih rakyat Indonesia melawan agresi militer Belanda serta tekanan Dewan Keamanaan PBB memaksa Bleanda kembali ke meja perundingan. Di Jakarta pada tanggal 7 Juli 1949 tercapai persetujuan untuk mempersiapkan suatu konfrensi Meja Bundar yang akan membicarakan pengakuan kedaulatan Indonesia. Dalam KMB di Den Haag, Pemerintah Belanda mengakui kedaulatan di Indonesia pada Republik Indonesia Serikat. Upacara pengakuan kedaulatan di Jakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX ditandai dengan pengibaran Sang Merah Putih.

7. Muhammadiyah, 18 Nopember 1912
Pendirian Organisasi Islam Muhammadiyah oleh  KH Ahmad Dahlan, Museum Sejarah Nasional

Keadaan masyarakat Islam pada abad XIX pada permulaan abad XX sangat menyedihkan. Agama islam telah bercampur dengan berbagai ajaran yang bukan berasal dari Alquran dan Hadist. Bertolak dari keadaan tersebut Kiai Haji Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah dengan tujuan pokok mengadakan pembaharuan kehidupan agama Islam. Kegiatannya meliputi bidang-bidang keagamaan, pendidikan dan kemasyarakatan.

8. Konferensi Tingkat Tinggi ke-10 Negara-Negara Non Blok, 1992
Konferensi TIngkat Tinggi (KTT) 1992, Museum Sejarah Nasional

KTT ke-10 Para Kepala Negara atau pemerintahan Negara-negara Non blok diselenggarakan di Jakarta. 1-6 September 1992. Presiden Soeharto dalam pidato pembukaan konprensi tersebut menegaskan perlunya suatu tata internasional baru berdasarkan perdamaian abadi, keadilan social, kesejahteraan rakyat dan pembangunan berkelanjutan. Wakil-wakil dari 100 negara yang merupakan anggota Gerakan Non Blok ikut serta di dalam konperensi tersebut: 8 negara organisasi internasional dan gerakan pembebasan nasional menghadiri konperensi sebagai peninjau, delegasi tamu dari 22 negara organisasi internasional ikut hadir di dalam konperensi tersebut.

9. Konferensi Asia Afrika, 18-24 April, 1955
Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955, Museum Sejarah Nasional

Perang dingin antara blok Barat dan Blok Timur yang timbul setelah berakhir perang dunia kedua, sewaktu-waktu dapat meletus menjadi perang nuklir. Menyadari akan bahaya ini, 30 Negara Asia-Afrika mengadakan konprensi yang menghasilkan resolusi Dasasila Bandung. Asia-Afrika menjadi penengah antara Blok Barat dan Blok Timur.

10. Kebangkitan Nasional, 20 Mei 1908
Kebangkitan Nasional, Museum Sejarah Nasional

Politik Kolonial Belanda tidak menghendaki rakyat Indonesia menjadi cerdas karena hal itu akan membahayakan Belanda. Akhirnya pendidikan modern terpaksa diberikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga terdidik dan untuk meningkatkan masyarakat Indonesia sebagai pasar bagi industri Belanda. Kebangkitan kaum terpelajar Indonesia menimbulkan kesadaran nasional untuk merdeka. Cita-cita dr. Wahidin untuk menghimpun tokoh-tokoh pergerakan nasional diwujudkan oleh dr. Sutomo dan kawan-kawan dengan membentuk Boedi Oetomo.

11. Integrasi Timor Timor, 1976
Integrasi Timor Timor, Museum Sejarah Nasional

Keputusan sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Timor Timur, 31 Mei 1976, di Dili, yang pada hakikatnya rakyat sebagai mana tertuang dalam proklamasi integrasi Timor Timur, 30 November 1975, di Balibo, mendesak pemerintah RI agar dalam waktu sesingkat-singkatnya menerima dan mengesahkan integrasi rakyat dan wilayah Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan RI.

Komentar